Monday, June 20, 2016

Kebudayaan Sumatra Barat


Sumatra Barat adaah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra dan beribu kotakan Padang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan memiliki identik dengan sebutan kota Minangkabau, dan memiliki aneka ragam kesenian dan kebudayaan yang unik dari daerah ini. Kali ini saya akan mencoba untuk menjelaskan dan meyebutkan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Sumatra Barat kota Padang ini.
Taman dan hutan kota

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol di pusat Kota Padang.
Sejak tahun 1995, Pemerintah Kota Padang telah mulai mengembangkan hutan kota termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman dan indah, sekaligus sebagai salah satu sarana rekreasi terutama bagi warga kotanya. RTH yang ada di kota ini yaitu RTH Taman Melati dan RTH Imam Bonjol yang juga berfungsi sebagai alun-alun kota. Di kawasan Pantai Padang, terdapat Taman Muaro Lasak yang dilengkapi dengan Monumen Merpati Perdamaian. Monumen tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka Multilateral Naval Exercise Komodo 2016.

Pada sehiliran Batang Kuranji terdapat Hutan Kota Delta Malvinas yang merupakan habitat bagi bangau dan buaya kecil putih.Sementara pada Kecamatan Lubuk Kilangan, terdapat Taman Hutan Raya Bung Hatta, yang merupakan kawasan konservasi pelestarian plasma nutfah flora hutan seluas 240 ha.

 Taman Hutan Raya ini berbatasan dengan Kabupaten Solok, dan telah dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam, sarana pendidikan dan penelitian serta juga berfungsi hidroorologi dan penangkal polusi khususnya bagi Kota Padang.

Kota Padang mendapat piala Adipura untuk pertama kalinya pada tahun 1986 dari Presiden Soeharto atas prestasinya menjadi salah satu kota terbersih di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1991 kota ini juga memperoleh Adipura Kencana. Hingga tahun 2009 Kota Padang telah mendapat 17 kali penghargaan Adipura selama 4 periode penilaian.

Tari Piring, Seni Budaya Khas Sumatera Barat

 

Selain limpahan objek wisata alam, Sumatera Barat juga memiliki banyak corak seni yang akan membuat Anda terkesima. Salah satunya adalah seni tari daerah yang diberi nama Tari Piring. Beberapa tahun terakhir, pemerintah Sumatera Barat menobatkan Tari Piring menjadi salah satu aset untuk menarik perhatian wisatawan.

Tari Piring berasal dari Sumatera Barat, tepatnya di Solok. Pada awalnya, tari piring dilakukan oleh perempuan dan laki-laki untuk membawakan sesembahan kepada para dewa sebagai wujud rasa syukur atas masa panen yang memberikan hasil sangat memuaskan. Mereka menari dengan sangat lincah sembari memegang piring-piring di telapak tangannya. Terdapat tiga jenis variasi gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit).

Namun, seiring masuknya agama Islam maka tarian ini mengalami pergeseran sehingga tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan untuk ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga acara pernikahan. Para penari pun beralih dari yang awalnya campuran, kini hanya dilakukan oleh perempuan-perempuan yang berdandan cantik. Barangkali Anda tidak akan percaya tanpa melihat secara langsung para penari bergerak cepat, atraktif, penuh semangat dan sangat indah dengan piring-piring yang sama sekali tidak bergoyang apalagi terjatuh. Tarian ini diawali dengan para penari yang mulai bergerak sesuai koreografi tarian dengan meletakkan piring di masing-masing tangannya tanpa terlepas atau bergeser sedikitpun.

Suasana semakin semarak dengan alat musik yang digunakan untuk mengiringi rentak tarian, yaitu talempong dan saluang. Kostum penari biasanya berwarna cerah sehingga mendukung kemeriahan acara. Anda juga akan mendengar irama khas yang dihasilkan dari suara dentingan antara piring yang dipegang dengan cincin yang memang sengaja dikenakan di jari penari. Kemudian, bersiaplah untuk menahan napas sejenak di bagian pertengahan pertunjukkan, sebab akan ada atraksi lempar piring. Ya, piring-piring yang dipegang oleh para penari sengaja dilemparkan sangat tinggi ke udara kemudian pecahannya diinjak dengan gerakan tari yang terus dilanjutkan. Hal ini menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang melimpah. Ajaibnya, tidak akan akan satu luka pun di kaki para penari sekalipun mereka menginjaknya dengan kaki telanjang. Secara umum, penari dalam tarian tradisional ini berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.

Tari Piring sangat terkenal keistimewaannya ke seluruh penjuru dunia. Tarian ini sudah pernah dipentaskan di luar Sumatera Barat, yakni di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan lainnya. Lebih membanggakannya lagi, Tari Piring juga turut dipentaskan dalam rangka tour festival kebudayaan Nusantara. Tidak hanya di dalam negeri, Tari Piring juga telah merambah ke dunia internasional dan pernah dipentaskan dalam festival budaya Nusantara di Malaysia, Singapura, Serbia, serta beberapa negara di Eropa.

Apabila Anda ingin menampilkan Tari Piring dalam acara atau hajatan yang Anda selenggarakan, Anda dapat menyewa grup tarian ini sehingga para penari hadir di kota Anda dan menyuguhkan tarian tradisional Sumatera Barat secara langsung untuk tamu undangan Anda. Tentunya, akan membuat seluruh yang menonton menjadi terkagum-kagum atas keunikan koreografi yang dimiliki serta kelincahan gerakan para penari dengan piring-piring di tangannya.

Senjata Tradisional Sumatera Barat



Senjata sejak zaman prasejarah sangat dibutuhkan dan digunakan dalam pencapaian kelangsungan hidup misalnya digunakan untuk berburu dan lainnya. Seiring perkembangannya senjata banyak digunakan beberapa kumpulan orang seperti suku sebagai identitas budaya.Tak dipungkiri pula hal tersebut berlaku di Indonesia dimana suku dan budayanya sangat beragam karena kontur geografis Indonesia yang berupa kepulauan sehingga akan sangat berbeda senjata tradisional yang digunakan oleh suku di daerah yang tinggal di dataran tinggi atau pegunungan dengan suku yang tinggal di daerah rendah atau pesisir.

Senjata tradisional Sumatera Barat berupa Karih, Kerambik, Rudiut, Piarit, belati, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.

Karih (Keris)

 Karih (Keris) - https://budaya-indonesia.org

Sejenis senjata tradisional yang sangat terkenal di Sumatera Barat, merupakan senjata tikam, di samping belati. Karih ini juga merupakan pelengkap pakaian adat kaum pria, yang bentuknya kecil seperti keris tetapi tidak berlekuk. Hulunya yang berukir agak melengkung ke bawah, sehingga lebih mudah untuk menggenggamnya.

Rumah Gadang


Rumah Gadang yang ada di Nagari Pandai Sikek dengan dua buah Rangkiang di depannya
Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang..
Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun tidak semua kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan. Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.



Kebudayaan Betawi

Dengan semakin beragamnya etnis dan pengaruh yang masuk, suku Betawi memiliki banyak ragam jenis seni dan budaya.Berikut beberapa jenis seni dan kebudayaan masyarakat Betawi serta beberapa penjelasannya menurut Egi G selaku pengamat budaya Betawi.

a.         Ondel-Ondel




Gambar 2.2.1.4.aOndel-Ondel
Ondel-ondel merupakan hasil dari kebudayaan Betawi yang berupa boneka besar yang terbuat dari anyaman bambu.Boneka tersebut dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya.Bagian wajahnya berupa topeng atau kedok yang dipakaikan ke anyaman bamboo tersebut, dengan kepala yang diberi rambut yang terbuat dari ijuk.Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Awal mulanya pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi sebagai penolak bala dari gangguan roh halus yang mengganggu.Namun semakin lama tradisi tersebut berubah menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini di adakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat serta peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Hingga sekarang ondel-ondel Betawi tersebut masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah kota metropolitan Jakarta.
b.         Tanjidor

 








Gambar 2.2.1.4.bTanjidor
Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes.Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19.Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi.Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.
c.         Tari Ronggeng Topeng

 








Gambar 2.2.1.4.cTari Ronggeng Topeng

Tarian betawi yang cukup lama dikenal masyarakat adalah Tari Ronggeng Topeng Betawi. Dalam Tari Topeng Betawi, terdapat tiga unsur seni sekaligus, yaitu tari, teater dan musik. Topeng Betawi tumbuh dan berkembang di pinggir-pinggir Jakarta.Biasanya digelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng Betawi, para penari kadang memakai topeng, menggunakan pakaian yang berwarna warni dan bercerita lewat seni gerak. Kini tari Topeng Betawi sudah banyak dikreasikan, sehingga Tarian Betawi pun semakin beragam.
d.         Silat Beksi

 







Gambar 2.2.1.4.dPerguruan silat Beksi Betawi

Suku Betawi memiliki banyak jenis seni bela diri, salah satunya yang terkenal adalah silat Beksi.Seni beladiri ini merupakan perpaduan antara bela diri dengan seni, keindahan, dan ketepatan dalam mencapai sasaran lawan.Tak hanya itu, meski tak mengenyampingkan keindahan gerak, kekuatan tenaganya tak bisa dianggap remeh.Kecepatan serta kedinamisan dalam gerak inilah yang dapat memukul lawan hingga tak berdaya dan mungkin berakibat fatal.
Dalam silat Beksi, olah pukul yang menitikberatkan pada sikut atau bagian luar daerah lengan menjadi ciri khas pukulan jenis silat ini.Dengan memanfaatkan kekuatan lawan, pukulan beksi dapat mengakibatkan lawan terluka dan berakibat fatal.Hal inilah yang diandalkan jagoan-jagoan Betawi saat berhadapan dengan lawannya.
Pada silat Beksi terdapat 18 jurus dengan 9 jurus dasar yang disebut formasi.Sementara, atraksi Betawi yang sering melibatkan silat Beksi adalah prosesi Palang Pintu dan Sambut Makna dengan menggunakan formasi jurus beregu dan jurus individu.Pencak silat Beksi ini sudah ada semenjak zaman kolonial Belanda.Hal itu dibuktikan dengan adanya penggunaan beladiri ini semenjak abad ke 18.
2.2.1.5 Karakter suku Betawi
Karakter suku Betawi terkenal dengan perawakannya yang tegas dan “nyeblak”, yakni mengungkapkan sesuatu secara gamblang atau blak-blakan.Gambaran karakter inilah yang menjadi sebuah penggambaran watak seorang manusia yang menghargai kejujuran dan keterbukaan.
Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang sangat esensial dan tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata untuk memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka mengatakan hitam, maka akan dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.
(Sosbud.kompasiana.com, 15-08-2011, 11:08 WIB. Kelakuan Orang Betawi)
 Ragam Hias Betawi
Berikut penjelasan menurut Rizky Arizal, warga asli Setu Babakan mengenai elemen ragam hias Betawi yang paling populer di kalangan masyarakat Betawi.
a.      Gigi Balang

 
 

Gambar 2.2.1.7.aGigi Balang
Gigi Balang adalah ragam hias yang dipakai pada arsitektur rumah khas Betawi.Berbentuk geometris tumpal segitiga berjajar.Melambangkan “Tolak Bala” kesehatan dan kerukunan rumah tangga.Gigi Balang adalah salah satu ragam hias yang paling popular dari kebudayaan Betawi.

b.Motif Unik Tegel





Gambar 2.2.1.7.b Motif Tegel
Lantai rumah Betawi biasanya menggunakan motif Tegel karena mempunyai karakter yang unik dengan pola dan gambar yang khas.Aturan penyusunan motif Tegel mengunakan susunan border yaitu Tegel polos yang mengelilingi Tegel berpola.

2.2.2 Icip-Icip Betawi
Icip-Icip Betawi merupakan suatu produk jajanan atau camilan yang khusus mengangkat khas Betawi. Berdasarkan namanya, Icip-Icip berarti mengambil makanan sedikit demi sedikit untuk dimakan, dan diharapkan akanmenyebabkan ketagihan dan senang dengan makanan tersebut.Sedangkankata Betawi sengaja dipakai untuk menegaskan bahwa produk ini merupakan produk khas Betawi.
Terciptanya produk Icip-Icip Betawiini disebabkan karena adanya suatu peluang yang besar dimana ternyata minat masyarakat akan jajanan khas Jakarta cukup tinggi dan banyak. CV Pasar Unik 89 inilah yang menjembatani terciptanya produk tersebut.Usaha ini pada awalnya memproduksi dan menjual berbagai macam bentuk handicraft dan souvenir khas Jakarta.Namun, melihat adanya peluang dimana ternyata masyarakat cukup menyukai jajanan khas Jakarta ini, maka terbentuklah produk yang dinamakan Icip-Icip Betawi.
Kegiatan untuk memproduksi dan memasarkan camilan khas Betawi ini dilakukan pertama kali pada tanggal 9 Maret 2012, dimana CV Pasar Unik 89 diberikan kesempatan untuk mengisi pameran ulang tahun  Dekranas, Dewan Kerajinan Nasional dengan memperkenalkan dan mempromosikan produk khas Jakarta.
Produk Icip-Icip Betawi terdiri atas 4 macam produk jajanan, yaitu kembang goyang, biji ketapang, akar kelapa serta telur gabus wijen.Masing-masing produk memiliki sejarahnya masing-masing terhadap kebudayaan Betawi.
Hingga kini, Icip-Icip Betawi mendapat banyak sambutan positif, baik dari masyarakat Jakarta maupun yang berasal dari luar negeri.Hal ini terbukti bahwa dari sejak kemunculan perdananya, produk ini mendapat perhatian yang cukup besar dari sebuah Mall perbelanjaan yang berlokasi di Jabodetabek.Selain dijual secara langsung kepada customer, Icip-Icip Betawi kini juga dipasarkan melalui sosial media agar produk ini mampu merambah hingga ke luar negeri.

2.2.3    Jajanan khas Betawi
Dewasa ini, jajanan khas Betawi sulit dijumpai di sekitar kita.Hadirnya jajanan ini, hanya terdapat pada setiap penyelenggaraan perayaan besar seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ), ulang tahun masyarakat Betawi, dan sebagainya. Berikut penjelasan tentang jajanan khas Betawi yang akan diredesain oleh Arief Initianto, selaku pemilik produk Icip-Icip Betawi.



Biji Ketapang
Jajanan legendaris khas Betawi ini terbuat dari tepung terigu, telur, gula dan mentega.Bahan-bahan ini dicampur membentu adonan, lalu dibentuk silinder panjang dan kemudian dipotong miring hingga kedua ujungnya berbentuk runcing.Potongan adonan ini kemudian digoreng kering. Rasanya sedikit keras, bertekstur renyah dengan rasa manis dan gurih.
Telor Gabus
Telur Gabus Keju ini mempunyai bentuk kembung panjang dan berwarna kuning keemasan. Rasanya gurih dan renyah ketika digigit..
Akar Kelapa
Dinamakan akar kelapa karena bentuknya mirip akar dari buah kelapa.Selain akar kelapa, jajanan ini disebut juga sebagai procot karena ketika saat di goreng, adonan ini diprocotkan, yakni di keluarkan secara perlahan menggunakan tabung yang sudah dilubangi di bagian ujungnya.
Kembang Goyang

Kembang goyang ini memiliki bentuk mirip dengan kembang dan bertekstur renyah.Jajanan khas ini, kini sudah sangat sedikit orang yang membuatnya. Kue kembang goyang enak dijadikan cemilan atau oleh-oleh karena rasanya yang gurih dan manis 



Gambar 2.2.3.a CV Pasar Unik 89, tempat pemasaran Icip-Icip Betawi

Wednesday, June 15, 2016

Kebudayaan Jawa Timur


1. .  Adat istiadat
Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan. Penduduk Jawa timur juga umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih.Pada umumnya orang jawa timur untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga(do’a) pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

2.  Rumah adat
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo). Umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.

3.Pakaian adat
Pakaian adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala (destar), baju lengan panjang tanpa leher dengan baju dalam warna belang-belang. Sepotong kain tersampir di bahunya dan ia memakai celana panjang sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.

4.Senjata tradisional
Senjata yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit. Clurit adalah sejenis arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura sering menyelipkan clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah sondre, kodi, tombak, pisau belati, dan arit bulu ayam.

5.Suku
Suku dan marga yang terdapat di daerah Jawa Timur adalah: Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
6.Bahasa
Bahasa daerah yaurang ada di jawa timur adalah bahasa jawa dan bahasa madura.




7.       Kerajinan tangan
Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya.


8.Kesenian dan budaya jawa timur
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.
Seni tari tradisional di Jawa timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
9.Seni tari
a. Tari Remo, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut tamu agung.
b. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.
c. Tari Tandakan, adalah jenis tari pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari tradisional yang berkembang didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari pergaulan maka tari ini bersuasana gembira dan berkesan akrab.

10.Seni drama
Seni drama yang terdapat di jawa timur yaitu ketoprak dan ludruk. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. , ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan.Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana yang mewah.Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
11.   Musik
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.
Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.
12.   Lagu tradisional
Lagu daerah yang berasal dari daerah jawa timur yaitu Tanduk Majeng,  Kerapan Sapi dan rek ayo rek.
# Kebudayaan atau tradisi yang ada di jawa timur
1.  Festival Bandeng
Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini. Kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi) bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.
Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak ada lelang, kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan bandeng dengan bobot tak wajar alias raksasa. Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama Kabupaten Sidoarjo. Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.
2.Upacara Kasodo
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
3.Kerapan sapi
Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.
Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.




Kebudayaan Toraja

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di sebelah  barat”. Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.  
        Masyarakat Toraja mendiami daerah pegunungan sebelah utara Provinsi Sulawesi Selatan. Toraja menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia karena budayanya yang unik.
          Kebanyakan orang berpendapat bahwa keunikan budaya Toraja terletak pada upacara kematian. Pendapat ini kurang tepat karena upacara kematian dengan tingkat elaborasi yang tinggi ada di mana-mana, misalnya upacara pemakaman  Pak Harto, atau upacara pemakaman di Bali dan Sumbawa.
            Keunikan budaya Toraja sebenarnya terletak  pada kepercayaan dan praktik-praktik budaya yang memperlakukan orang mati hidup atau tidak mati. Dan ini hanya ada dan terjadi di Toraja.
            Orang Toraja memiliki satu system kepercayaan yang disebut Alukta. Alukta adalah agama asli orang Toraja yang diturun temurunkan dari nenek moyang. Dari keseluruhan penduduk Toraja, hanya sekitar 5% yang masih memeluk agama ini. Mereka hidup tersebar di beberapa tempat di Toraja tetapi pada dasarnya kebanyakan berdiam di sebelah barat Toraja yaitu di daerah Simbuang. Walaupun pemeluknya semakin menurun, budaya ini masih dipraktekkan pemeluk-pemeluk agama Katolik, Protestan, dan Islam.
            Agama Alukta ini sering disebut Aluk Todolo untuk menggambarkan bahwa agama ini asi ciptaan leluhur orang Toraja. Disadari atau tidak, satu pandangan yang masih dianut dan dipraktekkan oleh hampir seluruh masyarakat Toraja ialah pandangan tentang kehidupan yang berputar (cycle). Manusia berasal dari langit, turun ke bumi – kehidupan di bumi – dan kembali lagi ke langit setelah melalui transformasi. Pandangan ini tampak dalam semua aspek budaya Toraja. Misalnya, dalam lagu-lagu duka (badong) narasi bergerak dalam tema ini : manusia lahir di langit, turun ke bumi dan kembali lagi ke langit.

Rumah Adat Suku Toraja


            Tana Toraja memiliki banyak tujuan wisata yang sangat menarik bagi para pelancong. Bukan hanya karena letak daerahnya yang jauh dari keramaian sehingga terasa tenang dan menenangkan, Tana Toraja juga bisa menjadi ikon wisata Sulawesi Selatan karena wisata budaya dan peninggalan arsitektur nenek moyang mereka yang berupa rumah adat Tongkonan.

Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkon” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon “duduk”. Selain rumah, Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja.
Ciri Khas Rumah Adat Tongkonan Perlu diketahui bahwa arsitektur rumah adat Tongkonan selalu mengikuti model desa dimana rumah tongkonan tersebut dibangun. Akan tetapi, arsitektur tersebut tidak akan pernah lepas dari filosofi dan pakem-pakem tertentu yang diturunkan secara turun temurun. Filosofi dan pakem-pakem tersebut antara lain:

1. Lapisan dan Bentuk Rumah tongkonan memiliki 3 lapisan berbentuk segi empat yang  bermakna empat peristiwa hidup pada manusia yaitu, kelahiran, kehidupan, pemujaan dan kematian. Segi empat ini juga merupakan simbol dari empat penjuru mata angin. Setiap rumah tongkonan harus menghadap ke utara untuk melambangkan awal kehidupan, sedangkan pada bagian belakang yaitu selatan melambangkan akhir dari kehidupan.


2. Struktur Bangunan Rumah Adat Tongkonan Struktur bangunan mengikuti struktur makro-kosmos yang memiliki tiga lapisan banua(rumah) yakni bagian atas (rattiangbanua), bagian tengah (kale banua) dan bawah (sulluk banua). Bagian atas (rattiangbanua) digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka yang mempunyai nilai sakral dan benda-benda yang dianggap berharga. Pada bagian atap rumah terbuat dari susunan bambu-bambu pilihan yang telah dibentuk sedemikian rupa kemudian disusun dan diikat oleh rotan dan ijuk. Atap bambu ini dapat bertahan hingga ratusan tahun. Bagian tengah (kale banua) rumah tongkonan memiliki 3 bagian dengan fungsi yang berbeda. Pertama, Tengalok di bagian utara difungsikan sebagai ruang untuk anak-anak tidur dan ruang tamu. Namun terkadang, ruangan ini digunakan untuk menaruh sesaji. Kedua, Sali dibagian tengah. Ruangan ini biasa difungsikan sebagai tempat pertemuan keluarga, ruang makan, dapur dan tempat disemayamkannya orang mati. Dan ruangan terakhir adalah ruang sambung yang banyak digunakan oleh kepala keluarga . Bagian bawah (sulluk banua) digunakan sebagai tempat hewan peliharaan dan tempat menaruh alat-alat pertanian. Fondasinya terbuat dari batu pilihan yang dipahat berbentuk persegi.

 3. Ukiran Dinding Ukiran berwarna pada dinding rumah tongkonan terbuat dari tanah liat. Ukiran-ukiran tersebut selalu menggunakan 4 warna dasar yaitu hitam, merah, kuning dan putih. Bagi masyarakat toraja, 4 warna itu memiliki arti dan makna tersendiri. Warna kuning melambangkan anugrah dan kekuasaan Tuhan (Puang Matua), warna hitam melambangkan kematian/duka, warna putih melambangkan tulang yang berarti kesucian dan warna merah melambangkan kehidupan manusia.

4. Tanduk Kerbau Rumah adat Tongkonan umumnya dilengkapi dengan hiasan tanduk kerbau. Hiasan ini tersusun menjulang pada tiang bagian depan. Hiasan tanduk kerbau tersebut secara filosofi adalah perlambang kemewahan dan strata sosial. Semakin banyak tanduk yang tersusun pada rumah ada tongkonan, maka semakin tinggi strata sosial kelompok adat yang memilikinya. Nah, itulah sekilas pemaparan mengenai filosofi rumah adat Tongkonan yang menjadi rumah adat khas dari Sulawesi Selatan.



Upacara Adat Rambu Solo' (Upacara Pemakaman) Suku Toraja






RambuSolo dalah upacara adat kematian masyarakat Toraja yang bertujuan untukmenghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh,yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempatperistirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematiankarena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruhprosesi upacara ini digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebuthanya dianggap sebagai orang sakit atau lemah, sehingga ia tetap diperlakukanseperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberihidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak berbicara.
Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakandisebuah lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual,seperti proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas danperak pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, danproses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu, dalam upacara adat ini terdapatberbagai atraksi budaya yang dipertontonkan, diantaranya adu kerbau,kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih,dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja.
Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leherkerbau hanya dengan sekali tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat TanaToraja. Kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapikerbau bule Tedong Bonga yang harganya berkisar antara 10 50 jutaatau lebih per ekornya. 

a).Tarian Suku Toraja

Berikut 14 jenis tarian dari Tana Toraja diantaranya:
 1. Tarian Manimbong Tarian Manimbong (dok:Antaranews.com) Tarian ini dilakukan oleh  beberapa pria yang memakai kain adat maa’ dan menggunakan parang-parang antik dan ikat kepala yang terbuat dari bulu-bulu ayam.

2. Tarian Pa’pondesan Tarian ini dibawakan oleh beberapa pria dan tidak memakai baju kecuali selama adat khusus. Para penari memakai kuku tiruan dan diiringi oleh suling

3. Tarian Ma’Gellu Tarian yang paling terkenal dari Toraja. Penarinya berasal dari beberapa remaja putri yang menggunakan pakaian khusus penari dan perhiasan emas antik. Tarian ini dibawakan pada upacara kegembiraan seperti pada pesta panen, pesta perkawinan dan menyambut tamu.

4. Tarian Ma’dandan Tarian yang dibawakan beberapa wanita yang berpakaian putih dan memakai sejenis hiasan kepala yang menyerupai atap depan rumah (biasa disebut Sa’pi). Para penari bergerak lemah lunglai menggoyangkan tongkat mengikuti irama tari dan nyanyian

 5. Tarian Pa’ Bonebala Tarian yang hampir sama dengan tarian Pa’Gellu. Yang membedakan hanya lagu dan ritme gendangnya

6. Tarian Manganda Tarian yang dibawakan oleh sekelompok lelaki yang menggunakan tanduk kerbau dikepala dan dihiasi uang logam dan menggunakan semacam bel yang berdering-dering diiringi teriakan.

7. Tarian Dao Bulan Tarian yang dibawakan beberapa remaja putri dan dimainkan secara massal pada upacara panen atau menyambut tamu

8. Ma’katia Ma'Katia (dok: priskatandi.files.wordpress.com) Tarian duka tradisional untuk menyambut tamu pada upacara pemakaman golongan bangsawan. Para penari memakai pakaian seragam dengan topi kepala (sa’pi).

9. Ma’randing Tarian Ma'randing (dok:fadhil-grl.blogspot.com) Tarian untuk menjemput dan mengatur pahlawan perang yang akan pergi medan perang atau dari media pertempuran. Para penari memakai perisai dan tanduk kuningan di kepala. Sekarang ini digunakan untuk upacara pemakaman orang bangsawan untuk menyambut rombongan tamu
10. Ma’parando Tarian yang dilakukan di acara kedukaan. Jika ada seseorang meninggal dunia dan mempunyai cucu dua lapis maka sewaktu penguburannya, semua cucu perempuan dinaikkan diatas bahu laki-laki dibawa keliling rumah tempat upacara pemakaman diadakan. Para gadis remaja berpakaian adat lengkap dan diterangi obor pada malam hari.
11. Ma’badong Tarian yang dilakukan di acara kedukaan dimana para penari membuat lingkaran dengan pakaian hitam atau bebas. Tarian ini biasanya berlangsung semalam suntuk dan bisa dilakukan oleh para pria dan wanita. Para penari menggunakan berbagai jenis langkah dan lagu silih berganti. Biasanya tarian ini dibawakan untuk acara pemakaman yang berlangsung tiga malam ke atas.
12. Ma’dondi Ditarikan pada upacara pemakaman dan kata-kata yang digunakan pada tarian Ma’dondi sama dengan Ma’badong tapi beda iramanya.
 13. Tarian Pa’papangan Tarian penjemputan tamu yang dilakukan oleh gadis berpakaian lengkap dan diiringi suling dan lagu duka (Pa’marakka)
14. Tarian Memanna Tarian yang dibawakan di acara pemakaman orang yang mati karena dibunuh. Para penari berasal dari laki-laki, berpakaian compang-camping dari tikar robek, ikat kepala dari rumput, senjata dari bambu, perisal dari pelepah pinang atau kulit batang pisang.

b)Ukiran

Tanah toraja adalah salah satu daerah yang terkenal akan ukirannya. Ukiran ini menjadi kesenian khas suku bangsa Toraja di Sulawesi Selatan. Ukiran dibuat menggunakan alat ukir khusus di atas sebuah papan kayu, tiang rumah adat, jendela, atau pintu. Bukan asal ukiran, setiap motif ukiran dari Tana Toraja memiliki nama dan makna khusus. Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja. Selain itu, ukiran Tana Toraja memiliki sifat abstrak dan geometris. Tumbuhan dan hewan sering dijadikan dasar dari ornament Toraja.

c).Pakaian Adat Suku Toraja

Pakaian adat pria Toraja dikenal dengan Seppa Tallung Buku, berupa celana yang panjangnya sampai di lutut. Pakaian ini masih dilengkapi dengan asesoris lain, seperti kandaure, lipa', gayang dan sebagainya. Baju adat Toraja disebut Baju Pokko' untuk wanita. Baju Pokko' berupa baju dengan lengan yang pendek. Warna kuning, merah, dan putih adalah warna yang paling sering mendominasi pakaian adat Toraja. Baju adat Kandore yaitu baju adat Toraja yang berhiaskan
Manik-manik yang menjadi penghias dada, gelang, ikat kepala dan ikat pinggang.




c).Makanan Khas Suku Toraja
1.) PA'PIONG
Makanan ini biasanya terbuat dari daging babi, ayam, ikan dan beras cara masanya tinggal masukkan daging yang telah dibumbui kedalam bambu kemudian dibakar.
2.) DEPPA TORI'
Makanan ini merupakan kue khas Tana Toraja selain bentuknya yang unik rasanya juga gurih bro… 
3.) TOLLO PAMMASARAN
Pamerasan, bumbu khas yang sering digunakan oleh orang Toraja untuk masakan mereka. Pamerasan sendiri merupakan nama pohon, yang buahnya dikumpulkan, lalu diambil bijinya dan dikeringkan.
Setelah benar-benar kering, biji-biji tersebut akan berubah menjadi warna hitam pekat, lalu ditumbuk untuk kemudian digunakan untuk memasak.
Bukan hanya daging kerbau saja yang dapat dimasak dengan pamerasan ini, ada juga daging ayam, babi, maupun ikan. 

4.) KOPI TORAJA
Penggemar kopi tentulah mengenal kopi Toraja. Kopi terkenal yang dihasilkan Tana Toraja di di Sulawesi.  Kopi berjenis Arabika ini tumbuh di ketinggian dataran tinggi Sulawesi ini, menurut pecinta kopi dideskripsikan memiliki rasa yang berbobot dengan aroma tanah dan hutan.

Peninggalan Suku Toraja



Londa adalah sebuah kompleks kuburan kuno yang terletak di dalam gua. Di bagian luar gua terlihat boneka-boneka kayu khas Toraja. Boneka-boneka merupakan replika atau miniatur dari jasad yang meninggal dan dikuburkan di tempat tersebut. Miniatur tersebut hanya diperuntukkan bagi bangsawan yang memiliki strata sosial tinggi, warga biasa tidak mendapat kehormatan untuk dibuatkan patungnya.

Kuburan Gua londa Tana Toraja adalah kuburan pada sisi batu karang terjal , salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga. Disisi lain dari puluhan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon wajah seperti hidup mata terbuka memandang dengan penuh wibawah.